Micky Hidayat

 

Micky Hidayat lahir di Banjarmasin, 4 Mei 1959. Minatnya terhadap kesusastraan terpupuk sejak kecil dan mulai serius dilakoninya awal tahun 1980-an. Di samping seni sastra, ia sesungguhnya cukup  tertarik menggeluti bidang ilmu sosial dan politik.  Pada tahun 1985 Micky Hidayat mencoba mencicipi kuliah di Uniska Syech Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin, Fakultas FISIP. Studinya di perguruan tinggi tersebut tinggal menggarap skripsi, tapi tak diselesaikannya.

Di rubrik Dahaga BPost sajak-sajaknya sering muncul, bahkan pernah hampir setiap hari. Diakui pula oleh Micky Hidayat, bahwa rubrik ini turut andil dalam membesarkan kepenyairannya, khususnya di daerah Kalsel. Bahkan produktifnya menulis dan mempublikasikan sajak, pada 1981 ia meraih predikat sebagai ‘Man of the Year’ versi Biro Informasi Sastra (BIS), karena sepanjang tahun  itu Micky Hidayat mampu menulis sebanyak 118 sajak.

Sejak kecil Micky Hidayat memang beruntung karena dibesarkan di lingkungan keluarga, terutama ditunjang pula oleh status ayahnya yang seorang sastrawan. Tampaknya karya sastra telah membuka jalan baginya untuk menjelajah dunia tanpa batas.

Di samping sajak, Micky Hidayat juga menulis cerpen, esai  dan  kritik sastra,  teater, reportase seni, artikel masalah sosial, politik, kepemudaan, pendidikan, dan kebudayaan. Sejumlah sajaknya juga telah diudarakan oleh beberapa stasiun radio di Banjarmasin.

Kemudian sajak dan esainya juga dimuat di media massa nasional, seperti Berita Buana,  Pelita, Terbit, Merdeka, Suara Karya, Prioritas, Sinar Harapan, Suara Pembaruan, Pos Film, Swadesi, Simfoni, Republika, majalah Panji Masyarakat, Topik, Hai, Anita Cemerlang, dan majalah sastra Horison, serta media massa daerah lainnya, seperti Jawa Pos (Surabaya), Kedaulatan Rakyat dan Berita Nasional (Yogyakarta), Suara Merdeka (Semarang), Pikiran Rakyat (Bandung), Analisa (Medan), Lampung Post  dan Bali Post.

Micky Hidayat juga sering memenangkan lomba penulisan puisi dan esai sastra. Dia  juga aktif bergiat di organisasi kesenian. Tahun 1981 bersama teman-teman penyair seangkatannya membentuk Himpunan Penyair Muda Banjarmasin (HPMB). Tahun 1984 dia mendirikan Sanggar Mandiri. Pada tahun 1990-an, mendeklarasikan berdirinya Forum Diskusi Sastra Poetica dan Forum 24, yang bermarkas di Taman Budaya Kalsel. Ia juga menjadi anggota Komisaris Bidang Sastra DKD Kalsel (periode 1994-1997).

Tahun 2000 Micky Hidayat dan kawan-kawan mendeklarasikan berdirinya Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Banjarmasin, dan ia dipercayakan menjabat sebagai Ketua KSI hingga kini. Karir kepenyairan Micky yang sudah mencapai seperempat abad lebih.

Sebagai sastrawan, Micky Hidayat juga aktif  mengikuti  kegiatan sastra seperti forum-forum seminar, sarasehan, pertemuan sastra, dan  pembacaan sajak yang diadakan di berbagai daerah di tanah air.  Antara lain Apresiasi Puncak Penyair ASEAN I (Denpasar, Bali, 1983), Baca Puisi di Pusat Kebudayaan Indonesia-Belanda Karta Pustaka (Yogyakarta, 1983), Pertemuan
Sastrawan Jakarta – Peringatan 50 Tahun Perjalanan Polemik Kebudayaan (Taman Ismail Marzuki Jakarta,1986).

Pada tahun 1997, nama Micky Hidayat tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI), karena prestasi spektakulernya menciptakan rekor membaca sajak terlama di Indonesia selama 5,5 jam nonstop. Atas reputasi, prestasi, konsistensi, dan dedikasinya di bidang sastra pula, pada tahun 1998 ia memperoleh penghargaan berupa hadiah Seni dari Gubernur Kalimantan Selatan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s